Curang


Curang
Kali ini perempuan itu sepertinya tengah patah hati lagi. Statusnya menyiratkan itu, puisi hasil imaji kalutnya pikirannya mengatakan hal itu, bahwa, jauh di dalam hatinya, sesuatu berwarna merah muda itu tengah hancur dan tercabik-cabik lagi oleh ulah lelakinya.

Sepertinya, lelakinya tak ingin lagi bersamanya padahal jelas terlihat kalau perempuan bertubuh kecil mungil manis itu masih teramat mencintainya. Nama kekasihnya masih terus ia lafalkan dengan fasih. Cintanya pun sepertinya tak pudar.

Sudah jam 1 dini hari. Perempuan itu masih berkeliaran di lini masa. Kicauannya terdengar merintih kesakitan, padahal sudah tengah malam, ada baiknya ia pejamkan mata dan mengistirahatkan otak dan hatinya yang tengah terluka. Mungkin mata ngeyel, masih ingin membelalak terbuka seperti hatinya yang masih terbuka berharap kekasihnya kembali.

Aku mendesahkan nafas. Heran akan cintanya yang sebegitunya kepada lelakinya. Harapnya yang tak surut. Berharap, keajaiban itu ada untuknya, mungkin juga berharap jodohnya adalah lelaki yang baru saja meninggalkannya, hanya saja dia butuh usaha. Bahkan bila usaha itu harus amat sangat keras, sepertinya akan ia lalui.

Aku menatap pigura coklat tua yang terletak di atas meja kerjaku. Ada poto sepasang kekasih tengah tersenyum bahagia di sana. Lalu pikiranku kembali ke perempuan patah hati tadi, aku rasa, dia juga punya poto bersama kekasihnya dan juga sedang tersenyum bahagia seperti poto yang ada di meja saya. Sayangnya, kini poto itu mungkin hanya tinggal kenangan.

“Kalau saja kamu kembali, Dani. Kamu tahu aku akan selalu menerimamu kembali”

Begitu status terbaru dari perempuan itu. Rumah kicauannya diberi nama Maria. Sebenarnya saya tidak mengenalnya secara personal. Saya Cuma mengikuti setiap kicauannya dan membaca seluruh blognya. Dia pun demikian tidak mengenal saya. Saya tertarik pada isi blognya. Selain pintarnya ia mengolah bahasa di blognya saya mendapatkan informasi. Segala sesuatu yang saya butuh tahu tentang kekasihnya. Maka itulah, kini kekasihnya memilih saya dan meninggalkannya. Dani, mengatakan saya perempuan paling mengerti dia. Dan sedapat mungkin saya takkan membiarkan Dani kembali padanya.
“Jodoh itu memang harus diusahakan. Well, saya memang sedikit curang,” kicauan terakhir saya di malam ini.

Suka artikel ini ?

About Farid

Admin Blog

Mohon berkomentar Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan