Melambatlah


Melambatlah
Saat ini saya sedang duduk di meja kerja si Ayah. Sedari pagi sudah sibuk ketak-ketik kirim email, nulis, dan browsing ini-itu. Kemudian di satu titik, saya menyadari bahwa siang ini terasa bening.
Matahari terlihat ceria, sinarnya yang kemilau menyelimuti tiap detil pandangan. Kicau burung, entah apa jenisnya, ternyata masih ada saja yang berkicau.  Sesekali terdengar sayup-sayup suara bocah dari bimbingan belajar balita di depan rumah melapalkan nama-nama huruf dalam sebuah lagu. Kemudian hening, hanya bunyi tik-tik-tik dari jam meja kecil di dinding.
Bagi saya ini luar biasa. Kenapa? Karena hening yang biasa saya rasakan hanyalah ketika di kantor ketika semua orang sibu memelototi monitornya. Suasanya membosankan, hanya dengung AC yang setia menyanyi di kala itu. Atau ketika malam hati saat semua orang sudah tidur. Ini pun biasanya tak sempat dinikmati karena mata berat digelayuti kantuk.
Saya merasa jadi norak sendiri.
Mungkin selama ini saya hidup dalam kecepatan penuh. Layaknya seseorang yang dibonceng dengan motor dan melahap jalanan dengan kecepatan 180 km/jam. Yang tampak di pandangan hanyalah sederet garis-garis lurus aneka warna, saking cepatnya.
Detik ini hidup saya melaju di 20 km/jam. Lambat, namun tetap bergerak dan sempat menyaksikan semesta.
Sesekali, melambatlah. Dunia tak akan jadi jungkir balik karenanya. Ada banyak warna dunia yang tak kan terlewati, ada beribu tawa yang bisa kau kantongi, ada banyak pesan yang akan mampir di hatimu.
...Life is not measured by the number of breaths we take, but by the moments that take our breath away...

Suka artikel ini ?

About Farid

Admin Blog

Mohon berkomentar Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan